BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hama adalah organisme yang kegitannya dapat menurnkan atau merusak kualitas dan atau kuantitas produk pertanian. Hama berdasarkan tempat penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang dan hama gudang. Hama lapang adalah hama yang menyerang produk pertanian pada saat masih di lapang. Hama gudang adalah hama yang merusak produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa penyimpanan.
Menurut Winarno (2006), suatu bahan dianggap rusak bila menunjukan adanya penyimpangan yang melewati batas yang dapat diterima secara normal oleh panca indera atau parameter yang biasa digunakan manusia. Berdasarkan keawatannya bahan pangan dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: tahan lama, mudah rusak dan semi perishable. Setelah dipanen, biasanya bahan pangan perlu disimpan, baik digudang atau di tempat penyimpanan lainnya. Selam penyimpanan, bahan pangan tersebut dapat mengalami kerusakan yaitu tergantung jenis produk yang disimpan dan cara penyimpanannya. Kerusakan ini bisa disebabkan oleh salah satunya adalah hama gudang.
Menururt Karatasapoetra (1991), perlu dijelaskan bahwa hama-hama yang terdapat dalam gudang tidak hanya menyerang produk yang baru dipanen daja melainkan juga produk industri hasil pertanian tersebut. Produk tanaman yang disimpan dalam gudang yang terserang hama tidak hany terbatas pada produk biji-bijian melulu melainkan pula produk betupa daun-daunan dan kayu-kayuan/kulit kayu. Ini menjelaskan bahwa hama gudang juga perlu diperhatikan dalam penanganannya.
Tindakan penanganan ini digunakan untuk mengurangi kerugian-kerugian yang diakibatkan merajalelanya ham terhadap produk dalam simpanan. Tindakan-tindakan tersebut adalah tinadakan preventif dan kuratif. Tindakan preventif merupakan tinadakan pencegahan, yang biasanya dilakukan sebelum produk tanaman itu dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan (gudang), dalam hal ini biasanya meliputi:
a. Tinadakan karantina
b. Usaha penyempurnaan pengepakan
c. Usaha sanitasi
d. Usaha perbaikan fisis
e. Usaha secara kimia
Sedangkan tindakan kuratif biasanya merupakan usaha untuk mengatasi dan memberantas hama yang telah mengganas melakukan pengrusakan terhadap produk tanaman yang tersimpan pada tempat pentimpanan atau gudang, biasanya tindakan ini merupakan tindakan langsung terhadap hama-hamanya, sehingga benar-benar dapat dilumpuhkan atau dibinasakan. Tindakan kuratif meliputi beberapa cara, yaitu:
a. Cara fisis
b. Cara pengguanaan sarana perangkap
c. Cara mekanis
d. Cara kimiawi
e. Cara biologis
Berdasarkan penjelasan tersebut penanganan akan hama gudang sangatlah perlu dilakukan untuk mengurangi kerusaka kualitas dan penurunan kuantitas produk pertanian dalam penyimpanannya. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi terhadap sifat, karakteristik serta morfologi dari hama gudang tersebut. Supaya nantinya dapat dilakukan penanganan yang tepat dalam melakukan kegiatan preventif dan kuratif.
1.2 Tujuan
1. Mengidentifikasi karakteristik dan morfologi hama gudang.
2. Mengetuahi penanganan hama gudang.
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Tabel Identifikasi Hama Gudang
Kelompok | Inang | Jenis Hama | Keterangan | Gambar |
1. | Jagung | Hama Primer :Sitophilus zeamays Hama Sekunder :Tribolium castenium | S.zeamays : · Warna : Imago berwarna coklat gelap · Antena : Menyiku terdiri dari delapan ruas. · Biologi : Serangga betina membuat liang kecil sedalam kurang lebih 1 mm untuk meletakkan telurSiklus hidup sekitar 30 – 45 hari. · Karakteristik : Tribolium castenium · Warna : merah kecoklatan sampai gelap. · Antena : Kapitat atau tiga ruas sungut bagian ujung membesar secara mendadak. · Biologi : Imago meletakkan telur secara acak dalam tepung, siklus hidupnya 5 – 6 minggu. | Gambar Sitophilus zeamays Gambar Tribolium castenium |
2. | Kacang Hijau | Callosobruchus chinensis L | · Warna : Imago berwarna coklat kemerahan · Antena : Pada jantan sungut pektinat, betina tipe sungutnya serrata. · Biologi : Telur diletakkan pada permukaan biji, | Gambar Callosobruchus chinensis L |
3. | Kedelai | Sitophilus granarius L | Dewasa panjang 2-3 mm. Lekukan melingkar di rongga dada. Bintik kemerahan pada elytra. Rostrum (moncong). Larva biasanya bersembunyi dalam bentuk kepompong di dalam padi-padian dan biji lainnya. Daur hidupnya 30 hari pada suhu 30°C. Dalam kondisi normal 8–16 minggu. Dapat bertahan hidup pada suhu 11°C. | Gambar Sitophilus granarius L |
4. | Kacang Tanah | Carpophilus hemipterus | · Warna : Serangga dewasa berwarna kelabu hitam, coklat tua sampai hitam. · Antena : Tiga ruas sungut membesar seperti pemukul gong. · Biologi : Pada pertumbuhan penuh panjangnya 5-7 mm. | Gambar Carpophilus hemipterus |
5. | Ketumbar | Stegobium paniceum | · Warna : Kumbang dewasa berwarna coklat kemerahan. · Antena : Sungut kapitat atau membesar pada tiga ruas terakhir. · Biologi : Kumbang betina menghasilkan 20-100 telur, Siklus hidupnya pada suhu 170C sekitar 200 hari dan pada suhu 280C selama 70 hari. | Gambar Stegobium paniceum |
6. | Tembakau | Lasioderma serricorne | · Warna : Imago berwarna coklat terang dan agak mengkilat. · Antena : Jumlah sungut 10 ruas, ruas pertama ukurannya lebih besar dari pada ruas-ruas lain dan ruas 4-10 berbebtuk serrata (gergaji). · Biologi : Seekor imago betina meletakkan telur sekitar 110 butir. Siklus hidup kumbang tembakau 26-50 hari. | Gambar Lasioderma serricorne |
7. | Kopi | Aracerus fasciculatus | · Warna : Imago berwarna coklat tua atau coklat abu-abu dengan bercak berwarna coklat terang. · Antena : Sungut panjang bertipe kapitat. · Biologi : Seekor betina menghasilkan telur sebanyak 20-100 butir. Siklus hidup pada kondisi optimum berkisar 35-45 hari. | Gambar Aracerus fasciculatus |
8. | Ketela Rambat | Cylas formicarius | · Warna : warnanya cerah, toraks, sungut dan tungkainya berwarna merah. · Antena : Sungut berwarna merah. · Biologi : Setiap hari bertelur sekitar 2 butir dan jumlahnya dapat mencapai 200 butir.. | Gambar Cylas formicarius |
2.2 Pembahasan
Sithophilus zeamais
Gambaran Umum
Sithophilus zeamais adalah serangga penyimpanan yang paling sering ditemukan dan paling bahaya menimbulkan kerusakan pada bahan pangan yang disimpan. Sitophilus zeamais dikenal dengan maize weevil atau kumbang bubuk, dan merupakan serangga yang bersifat polifag, selain menyerang jagung, juga beras, gandum, kacang tanah, kacang kapri, kacang kedelai, kelapa dan jambu mente, S. zeamais lebih dominan terdapat pada jagung dan beras. S. zeamais merusak biji jagung dalam penyimpanan dan juga dapat menyerang tongkol jagung yang masih berada di pertanaman. Sithophilus zeamais hidup di daerah tropis selama setahun mampu menghasilkan 5-7 generasi.
Morfologi
Sithophilus zeamais memiliki morfologi kepalanya memanjang membentuk moncong (snout), tiap elytron atau bagian sayapnya mempunyai 2 bercak yang berwarna agak pucat. Bagian pronotumnya mempunyai lekukan yang kecil, bundar dan satu sama lainnya dalam keadaan rapat.
Siklus Hidup
Sithophilus zeamais meletakan telurnya satu per satu pada lubang gerekan didalam biji. Sithophilus zeamais imago mampu bertelur sekitar 300-400 butir telur. Masa stadia telur kurang lebih enam hari pada suhu optimum 250C. Setelah masa telur dilewati keluarlah larva. Larva kemudian menggerek biji dan hidup di dalam biji, umur kurang lebih 20 hari pada suhu 250C dan kelembaban nisbi 70%. Setelah fase larva berakhir, larva kemudian berubah menjadi pupa. Pupa terbentuk di dalam biji dengan stadia pupa berkisar 5-8 hari. Kemudian setelah pupa ini berakhir masanya keluarlah imago Sithophilus zeamais dari pupa ini. Imago yang terbentuk berada di dalam biji selama beberapa hari sebelum membuat lubang keluar.
Imago dapat bertahan hidup cukup lama yaitu dengan makan sekitar 3-5 bulan jika tersedia makanan dan sekitar 36 hari jika tanpa makan. Siklus hidup Sithophilus zeamais akan optimum bila kondisi yang mendukung optimum pula. Siklus hidup sekitar 30-45 hari pada kondisi suhu optimum 290C, kadar air biji 14% dan kelembaban nisbi 70%. Perkembangan populasi sangat cepat bila bahan simpanan kadar airnya di atas 15%.
Penanganan
Ø Penyaringan galur
Penggunaan varietas tahan merupakan salah satu upaya untuk menekan dan memperkecil kerugian petani akibat serangan hama, termasuk hama gudang. Kerusakan biji jagung selama penyimpanan berkaitan erat dengan faktor genetik.
Ø Penundaan waktu panen
Waktu panen yang tepat adalah setelah masak fisiologis, yang ditandai dengan kelobot berwarna kuning dan telah kering atau terlihat lapisan hitam pada ujung biji yang melekat pada tongkol. Penen yang tepat dapat mengurangi serangan S. zemays setelah biji disimpan.
Ø Pemilihan wadah penyimpanan
Wadah untuk menyimpan juga menetukan kehilangan hasil akibat serangan hama gudang.
Tribolium casteneum
Gambaran Umum
Tribolium casteneum merupakan salah satu hama gudang. Tribolium casteneum merusak biji yang telah rusak atas beras pecah sehingga menimbulkan bau tengik. Tribolium casteneum dikenal sebagai kumbang tepung. Tribolium casteneum menyerang beras, jagung, sorghum tepung terigu, kakao, kopra, kacang tanah, gaplek dan remapah-rempahan. Pada material yang keras hama ini biasanya menjadi perusak sekunder setelah ada hama lain atau adanya kerusakan mekanis. Oleh karena itu, Tribolium casteneum termasuk hama sekunder.
Morfologi
Tribolium casteneum pada fase imago memiliki bentuk pipih, memanjang berukuran 3-4 mm. Warnanya merah kecoklatan sampai coklat gelap. Tribolium casteneum bentuk sungut kapitat atau tiga ruas sungut bagian ujung membesar secara mendadak. Mata dari Tribolium casteneum tidak tertutup dan terdiri dari 3-4 mata faset. Telur dari Tribolium casteneum berbentuk lonjong berwarna putih dengan panjang 1,5 mm. Larva berbentuk pipih memanjang berwarna putih kekuningan dan pada bagian ujung abdomen terdapat tonjolan berbentuk garpu yang berukuran kecil dan berwarna gelap. Panjang larva sekitar 5-6 mm. Larva memiliki tungkai thorakal ayng digunakan untuk bergerak. Pupa bertipe bebas, berwarna putih kekuningan, panjang 3-5 mm.
Siklus Hidup
Pada suhu optimal 30oC, dan perkembangan telur hingga dewasa berkisar 24-35 hari. Seekor betina Tribolium casteneum dapat meletakkan telur hingga 450 butir, yang diletakkan secara acak. Telur diletakkan dalam tepung atau pada bahan lain yang sejenis yang merupakan pecahan kecil (remah). Stadia telur 5-12 hari. Setelah larva menetas larva dapat bergerak aktif pada tepung maupun material makanan karean memiliki 3 pasang kaki thorakal. Pada fase larva Tribolium casteneum mengalami pergantian kulit 6 sampai 11 kali. Menjelang masa pupa larva naik ke permukaan material tersebut. Setelah menjadi imago, kembali masuk dalam material. Imago Tribolium casteneum mampu hidup sampai tiga tahun.
Penanganan
Ø Dengan cara menggunakan fumigan, asalkan fumigan tersebut tidak membahayakan untuk kesehatan manusia, selainitu dapat dengan cara melakukan penjemuran pada waktu-waktu tertentu dengan pengerigan yang sempurna.
Callosobruchus chinensis L.
Morfologi
Ukuran tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) memiliki ukuran tubuh yang relative kecil dibandingkan dengan hama gudang lainnya. Callosobruchus chinensis L. berbentuk bulat telur sampai cembung. Warna tubuh Kumbang Kacang Hijau (Callosobruchus chinensis) berwarna coklat kehitam-hitaman, sayapnya berwarna kekuning-kuningan. Callosobruchus chinensis L.warna coklat terdapat pada thoraknya.
Kepala Callosobruchus chinensis L. relatif kecil dan bagian belakang (posteror) abdomen lebih lebar. Satu ruas abdomen terakahir nampak terlihat seluruhnya atau sebagian. Imago dari hama ini berbentuk bulat telur. Bagian kepala (Caput) agak meruncing, pada elytra terdapat gambaran agak gelap. Pronotum halus, elytra berwarna cokelat agak kekuningan. Kaki belakangnya bergigi dua buah dan bentuk mata seperti tapal kuda.
Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh 2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76 mm – 3,49 mm. Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur berbentuk lonjong agak transparan atau kekuning-kuningan atau berwarna kelabu keputih-putihan. Panjang telur 0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal, dan rata pada bagian yang melekat pada biji.Larva Callosobruchus chinensis L. tidak bertungkai, berwarna putih dan pada kepala agak kecoklatan.
Siklus Hidup
Imago Callosobruchus chinensis L.betina dapat bertelur hingga 150 butir, telur diletakkan pada permukaan produk kekacangan dalam simpanan dan akan menetas setelah 3-5 hari. Larva biasanya tidak keluar dari telur, tetapi hanya merobek bagian kulit telur yang melekat pada material. Larva akan menggerek di sekitar tempat telur diletakkan. Larva selanjutnya berkembang dalam biji.
Sebelum manjadi pupa larva membuat lubang pada biji untuk keluarnya imago. Stadium larva sekitar dua minggu Lama stadia pupa adalah 4-6 hari. Kemudian pupa berubah menjadi Imago. Imago Callosobruchus chinensis L.mempunyai daur hidup yang pendek, pada kondisi optimum hanya bertahan paling lama 12 hari.
Penanganan
Ø Insektisida botani berasal dari bahan alami tumbuhan. Memiliki sifat spesifik sehingga aman bagi musuh alami hama. Residunya pun mudah terurai hingga aman bagi lingkungan. Bahan bakunya dapat diperoleh dengan mudah dan murah.
Ø Insektisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang berasal dari tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Insektisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas pengganggu tumbuhan (OPT). Insektisida nabati dapat berfungsi sebagai penolak, penarik, antifertilitas.
Sitophilus granarius
Gambaran Umum
Akibat serangan hama ini menyebabkan biji kedelai rusak berlubang-lubang. Pada tingkat serangan yang berat, kerusakan biji mencapai 90%.
Morfologi
Dewasa panjang 2-3 mm. Lekukan melingkar di rongga dada. Bintik kemerahan pada elytra. Rostrum (moncong). Larva biasanya bersembunyi dalam bentuk kepompong di dalam padi-padian dan biji lainnya.
Siklus Hidup
Daur hidupnya 30 hari pada suhu 30°C. Dalam kondisi normal 8–16 minggu. Dapat bertahan hidup pada suhu 11°C.
Penanganan
Ø Pengendalian hama gudang antara lain dengan melakukan penyimpanan biji kedelai pada wadah yang kedap udara atau biji tersebut dicampur dengan insektisida Nuvantop 500 EC.
Carpophilus hemipterus
Gambaran umum
Spesies Carpophilus kecuali merusak kopra, biasanya merusak simpanan bahan-bahan yang mengandung minyak seperti kacang tanah, bungkil dan sebagainya. Serangan Carpophilus hemipterus tersendiri tidak merugikan, tetapi dengan adanya komplikasi serangan dapat menambah rusaknya simpanan.
Morfologi
Kumbang Carpophilus berwarna kelabu hitam, coklat tua sampai hitam. Carpophilus hemipterus dewasa berukuran 3 -5 mm. Kumbang mempunyai sayap depan yang tidak menutupi seluruh abdomennya. Sehingga ujung abdomen tampak dari arah dorsal. Elitra ditutupi oleh rambut-rambut jarang.Antena Carpophilus hemipterus membesar pada tiga ruas terakhir sehingga bentuknya menyerupai alat pemukul gong. Larva Carpophilus hemipterus berambut pendek dan jarang. Tiga pasang tungkai torakalnya dapat digunakan untuk bergerak aktif. Pada pertumbuhan penuh panjang kira-kira 2 kali panjang kumbang dewasa yaitu 5 – 7 mm.
Siklus hidup
Daur hidup hama ini 3-5 minggu. Kumbang dewasa dapat hidup selama 3-10 bulan.
Penanganan
Ø Pengendalian terpadu dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan (sanitasi) kebun, pemberian insektisida Furadan pada tanah sebelum atau saat tanam, dan disemprotkan dengan insektisida yang mangkus serta sangkil seperti Thiodan 35 EC pada konsentrasi yang dianjurkan.
Stegobium paniceum
Gambaran umum
Ada lebih dari 1000 spesies dijelaskan dari anobiids. Banyak penggerek kayut, Stegobium paniceum (L.) (dikenal di Inggris sebagai kumbang biskuit) dan kumbang rokok, Lasioderma serricorne (F.) (juga dikenal sebagai kumbang tembakau), serangga ini menyerang produk. Yang disimpan menyebabkan kerusakan luar biasa dan kerugian ekonomi untuk pasca-panen dan biji-bijian disimpan dan biji-bijian, produk makanan kemasan, dan hewan dan barang-barang yang diturunkan dari tanaman dan produk. Kumbang ini memiliki distribusi di seluruh dunia, tetapi lebih melimpah di daerah lebih hangat atau dalam struktur dipanaskan di daerah beriklim sedang lebih.
Morfologi
Dewasa: Kumbang berdiameter 2,25-3,5 mm (1 / 10 sampai 1 / 7 inch) panjang, dan warna seragam coklat sampai coklat kemerahan. Mereka memiliki baris memanjang dari bulu-bulu halus di elytra. kumbang ini berpenampilan mirip dengan kumbang rokok, namun, dua karakter fisik yang dapat digunakan untuk membedakan antara mereka. Antena kumbang rokok bergerigi (seperti gigi pada melihat a) sementara antena kumbang apotek tidak dan berakhir tersegmentasi. Perbedaan lainnya adalah bahwa elytra (sayap meliputi) dari kumbang apotek memiliki baris lubang memberi mereka penampilan (berjajar) lurik sedangkan yang kumbang rokok yang halus.
Larva: Kecil, belatung putih, sedangkan instar seperti scarab. Mereka adalah serupa dengan rokok larva kumbang, tapi memiliki raymbut-rambut pendek dan penandaan di kepala berakhir dalam garis lurus melintasi frons tepat di atas mulut.
Siklus hidup
Perempuan yang meletakkan hingga 75 telur dalam makanan atau substrat. Periode larva berkisar dari empat sampai 20 minggu.terowongan Larva melalui substrat dan ketika dewasa membangun kepompong dan menjadi kepompong. Pupation mengambil dari 12 ke 18 hari. betina dewasa hidup sekitar 13-65 hari. Seluruh siklus hidup umumnya kurang dari dua bulan namun dapat selama tujuh bulan. Durasi siklus hidup sangat tergantung pada suhu dan sumber makanan. Pengembangan terjadi antara 60 sampai 93 ° F (~ 15 sampai 34 ° C) tetapi optimal pada sekitar 85 ° F (~ 30 ° C) dan kelembaban relatif 60 sampai 90%.
Penanganan
Ø Untuk mengendalikan dan mengatasi Stegobium paniceum dapat diberi perlakuan seperti dalam pengendalian hama pemakan biji-bijian pada umumnya.
Lasioderma
Gambaran Umum
Di luar negeri dikenal sebagai “Cigarette beetle” atau bubuk tembakau. Karena hama ini sering merusak simpanan tembakau, cerutu, rokok dan lain-lain. Lesioderma serricorne merupakan hama gudang yang daerah penyebarannya sangat luas. Di seluruh dunia terutama di daerah-daerah yang beriklim tropis.
Morfologi
Kumbang dari Lesioderma serricorne kecil, gemuk, oval berwarna kuning keemerahan-merahan atau merah agak kecoklat-coklatan. Elytranya halus atau tidak bergaris-garis. Antena kumbang Lesioderma serricorne mempunyai antara 4 sampai 10 ruas yang berbentuknya seperti mata gergaji. Kepalanya membengkok ke bawah di bawah pronotum. Tubuhnya apabila dilihat dari samping kelihatannya seperti tudung. Panjang tubuh kumbang Lesioderma serricorne antara 2 samapi 2,5 mm.
Siklus Hidup
Peletakan telur oleh indukkumbang pada bahan (tembakau) dalam simpanan satu persatu secara terpisah dalam waktu 4 sampai 6 hari setelah peletakkannya baru akan menetas. Larvanya segera aktif melakukan pergerekan ke dalam bahan. Panjang larva pada pertumbuhan penuh mencapai 4 mm. Larva Lesioderma serricorne dapat bergerak aktif karena mempunyai kaki thoracal. Menjelang masa kepompong larva Lesioderma serricorne akan membuat kokon dari sisa-sisa gerekan serta kotorannya dengan diperkuat air/benang liurnya.
Bentuk kepompong dari Lesioderma serricorne yaitu lonjong. Fase kepompong brlangsung anatar 4 sampai 5 hari. Tetapi kumbangnya sementara tidak mau keluar, biasanya 5 hari. Siklus hama Lesioderma serricorne berlangsung sekitar 42-44 hari.
Penanganan
Ø Memasang lampu karena kumbang Lasioderma serricorne sangat tertarik pada sinar lampu yang bercahaya merah.
Ø Mempertahankan temperatur ruangan penyimpanan sekitar 400C, dengan demikian hama tidak berdaya/menjadi lumpuh.
Ø Melakukan pemberantasan secara kimiawi, yang sering dipergunakan yaitu: CS2, dengan dosis 75-150 cc/m3, dapat pula memenfaatkan methylbromida.
Araecerus fasciculatus
Gambaran umum
Hama ini tergolong dalam Filum : Arthropoda, Kelas : Hexapoda, Ordo : Coleoptera, Famili : Anthribida. Hama ini dikenal sebagai “Coffee bean weevil” atau hama biji kopi. Selain menyerang biji kopi A. fasciculatus juga menyerang jagung, gaplek, kacang tanah, ubi jalar, biji kakao dan rempah-rempah. Kumbang A. fasciculatus ditemukan pada daerah tropik dan subtropik.
Morfologi
Pada bagian elitra dan protoraksnya terdapat banyak bercak yang berwarna terang, selanjutnya dikemukakan bahwa elitra A. fasciculatus lebih pendek dibanding ukuran abdomennya. Kumbang A. fasciculatus berukuran 3 – 5 mm dengan moncong yang pendek. Berwarna coklat gelap atau coklat kelabu. Tipe antenanya adalah menggada (Clubbed) yaitu tiga ruas terakhir membesar. Larva menyerupai ‘uret’, berwarna putih kelabu dan pada pertumbuhan penuh berukuran 6-8 mm. Kepompong berwarna putih bertipe bebas dan panjangnya kurang lebih 4 mm.
Siklus hidup
Seekor betina dapat menghasilkan telur 50 butir, pada suhu 280C dan kelembaban 70%. Siklus hidupnya berkisar antara 46 - 68 hari. Kumbang ini dapat hidup selama 17 minggu jika makanan cukup. Setelah kurang lebih 9 hari telur menetas dan larva menggerek masuk ke dalam bahan dengan meninggalkan sisa-sisa gerekan yang berupa tepung. Periode larva berlangsung selama 20 hari dan selama itu cukup dengan makan endosperm dari sebutir jagung. Sebelum berkepompong larva membuat rongga dalam biji dan dilapis dengan sisa gerekan bercampur air liurnya, yang kelak berfungsi sebagai kokon. Fase kepompong berlangsung kira-ira 5 hari dan setelah menjadi kumbang dewasa tetap tinggal dalam rongga itu selama 12 hari. Daur hidup pada jagung dengan kadar air permulaan 11,5 % adalah 45,7 hari
Penanganan
Ø Melakukan penjemuran material yang tengah diserang agar mencapai pengeringan yang sempurna, dalam kontak teriknya sinar matahari dengan hama maka hama-hama akan terbunuh.
Cylas formicarrius
Gambaran umum
Merupakan kumbang moncong termasuk familia Curulionida, merupakan penggerek ubi jalar. Daerah penyebarannya cukup luas, meliputi daerah yang beriklim tropis di dunia, jadi termasuk Indonesia. Cylas formicarius Fabr kesukaannya menyerang dan merusak umbi dari tanaman ubi jalar yang berada dalam simpanan. Dengan kekuatan moncongnya, umbi digereknya hingga berlubang-lubang dan selanjutanya disekitar lubang-lubang tersebut akan terjadi pembusukan. Berwarna agak kecoklatan atau hijau kecoklatan. Apabila dimakan (ubi rebus) pada bagian itu terasa agak pahit dan berbau tidak sedap.
Morfologi
Serangga dewasa hama ini (Cylas formicarius Fabr) berupa kumbang kecil yang bagian sayap dan moncongnya berwarna biru, namun toraknya berwarna merah. Kumbang betina dewasa hidup pada permukaan daun sambil meletakkan telur di tempat yang terlindung (ternaungi). Telur menetas menjadi larva (ulat), selanjutnya ulat akan membuat gerekan (lubang kecil) pada batang atau ubi yang terdapat di permukaan tanah terbuka.
Ukuran panjang tubuh kumbang yang dewasa antara 5 mm samapi 6,5 mm, berwarna biru agak kehitaman, ruas prothotaracx (antara bagian kepala dan bagian sayap) berwarna putih agak kuning, demikian pula warna kaki-kakinya. Telurnya bulat panjang kurang lebih 1 mm, berwarna putih. Larvanya tidak berkaki pada pertumbuhannya yang penuh, mempunyai ukuran panjang antara 6 mm sampai dengan 8 mm berwarna putih. Tentang bentuk dan ukuran kepompongnya dapat dikatakan telah menyerupai bentuk kumbang dewasa.
Siklus hidup
Tiap induk/kumbang betina dewasa yang telah mengalami kopulasi sepanjang siklus hidupnya mampu memproduksi telur antara 150 sampai dengan 210 butir. Kapasitas telur tiap hari yang diletakkan rat-rata dua atau tiga butir. Sebelum bertelur, umbi digereknya terlabih dahulu sehingga terjadi beberapa lubang, selanjutnya pada tiap lubang hanya ditmpat kan satu butir telur.
Kurang lebih tujuh hari setelah peletakkan telur, telur itu akan menetas dan larva-larvanya segera aktif melakukan penggerekkan di dalam umbi. Penggerekkan lebih ditingkatkan menjelang pembentukan kepompong, dengan maksud membuat rongga yang agak besar bagi penempatan kepompongnya. Siklus hidup hama ini sekitar 6 sampai 7 minggu, sedang kumabangnya mampu bertahan untuk hidup selama tiga bulan apabila keadaan makanan teercukupi dengan baik. Serangan dan perusakannya lazim pula dilakukan sejak dilapangan dan biasanya dilakukan bersama-sama dengan ulat Omphisa anastomosalis. Dapat ditambahkan, bahwa penggerekkan oleh induk kumbang pada umbi menjelang peletakkan telutnya rata-rata sedalam 1,2 mm. Penggerekkan lanjutan (yang lebih dalam) dilakukan oleh larva sehingga menjelang pembantukan kepompong rata-rata hasil penggerekkannya mencapai 6,5 mm dan berbentuk rongga.
Penanganan
Ø Setelah pemanenan, segera melakukan pemilihan (sortasi) dan memisahkan produk yang terserang hama dan yang tidak. Selain itu dapat juga menggunakan insektisida Aldrin untuk membasmi hama Cylas formicarius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar