BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Yudiarti (2007), penyebab penyakit tumbuhan atau tanaman pada prinsipnya ada dua yaitu patogen dan non patogen. Untuk penyebab yang berasal dari patogen, arti kata “patogen” sendiri adalah organisme yang mempunyai kemampuan menyebabkan penyakit dan biasanya patogen dalam bentuk organisme yang masih hidup, oleh karenanya disebut pula penyebab dari faktor biotik. Organisme yang tergolong kedalam patogen adalah jamur, bakteri, virus, mikropalasma, spiroplasma dan riketsia.
Berdasarkan penjelasan diatas dikethui bahwa bakteri merupakan salah satu penyebab terjadinya penyakit pada tumbuyhan, hal ini secar tidak langsung memberika informasi pada kita juga bahwa penyakit pada produk pasca panen juga bisa bersal dari bakteri juga. Bakteri ini tidak serta merta menjangkit suatu produk pertanian melainkan melalui perantara dalam hal penyebaran dan serangnanya terhadap produk pasaca panen
Menurut Djaafar, dkk (2007), buah dan sayur dapat tercemar oleh bakteri patogen dari air irigasi yang tercemar limbah, tanah, atau kotoran hewan yang digunakan sebagai pupuk. Cemaran akan semakin tinggi pada bagian tanaman yang ada di dalam tanah atau dekat dengan tanah. Hal ini perlu diperhatikan karena merupakan perantara penyerang bakteri yang dapat membuat produk tanaman berupa buah dan sayuran terserang oleh penyakit yang disebabkan oleh patogen bakteri. Penyakit yang disebabkan oleh patogen bakteri ini akan membuat turunnya kualitas produk tanaman kususnya buah dan saturan yang mudah busuk. Turunnya kuallitas ini akan merusak harga jual atas produk pertanian baik di pasar lokal maupun di pasar ekspor impor (luar negeri).
Styabudi, dkk (2008), pasar buah-buahan impor di Indonesia akhir-akhir ini cenderung semakin meningkat. Di antara negara-negara pengimpor buah-buahan, impor dari China menduduki peringkat pertama dengan nilai impor Januari-September 2006 mencapai 134,6 juta dolar AS atau meningkat 73,8 juta dolar AS dibanding periode sama tahun sebelumnya. Ini membuktikan bahwa kuliatas buah di Indonesia masih kalah dari pada negara-negara lainnya. Kalahnya kualitas buah indonesia salah satunya disebabkan terserangnya penyakit saat penyimpanan maupun pengiriman. Terserangnya buah oleh penyakit ini menyebabkan buah yang akan dipasarkan di tolak oleh bea cukai saat mau di ekspor.
Permasalahnya bukan itu saja petani lokal tambah dirugikan selain terserangnya produk pertaniannya kususnya buah-buahan, buah-buahan impor juga membanjiri pasar lokal dengan kualitas lebih baik dari produk buah-buahan lokal. Hal ini sangat perlu diperhatikan karena akan mempengaruhi produksi pertanian kususnya buah-buahan lokal. Upaya-upaya peningkatan produksi buah-buahan lokal, semestinya juga diikuti dengan kebijakan yang menguntungkan petani buah-buahan lokal. Kebijakan itu, mencakup pembatasan impor melalui persyaratan, perlunya stándar mutu buah-buahan impor dan lokal, pembatasan buah-buahan komoditas tertentu melalui produksi buah-buahan lokal yang tinggi, diberlakukannya batas maksimal pada komoditas impor pada daerah komoditas lokal berlebih/tinggi, dan kebijakan lainnya, yang memungkinkan petani mampu meningkatkan produksi dan kualitas buah-buahannya (Styabudi, dkk, 2008).
Styabudi, dkk (2008), pasar buah-buahan di Indonesia telah ”dibanjiri” buah-buahan impor, seperti apel, jeruk, anggur, durian, pear, dan buah lainnya. Kenyataan ini, berdampak pada tidak bergairahnya iklim pemasaran buah-buahan lokal. Sebagai akibatnya, terjadi kelesuan di tingkat petani di masyarakat Indonesia. Berdasarkan penjelasan diatas kita ketahui bahwasannya banyak buah-buahan impor yang mengusai pasar lokal yang salah satunya buah pear. Buah pear merupakan salah satu buah yang memiliki kadar air yang sangat tinggi. Merupakan salah satu ciri produk yang mudah terserang oleh penyakit sala satunya penyakita yang disebabkan oleh bakteri.
Menurut Djafarudin (1996) salah satu penyakit yang menyerang buah pear adalah Erwinia amylovora. Penyakit ini mirip dengan karat kopi. Penyakit yang disebabkan oleh Erwinia amylovora ini disebut fire blight. Berdasarkan masalah tersebut peneliti ingin mengetahui berapa banyak koloni bakteri yang terdapat pada buah pear dengan metode tertentu. Selain itu peneliti jga ingin mengidentifikasi bakteri tersebut dengan sumber-sumber pustaka yang ada. Hal ini nantinya dapat memberikan informasi pada petani supaya dapat mengetahui gejala dan penanganannya supaya kualitas produk buah pear tetap terjaga dan secara otomatis harga tetap stabil. Selain itu juga dengan terjaganya kualitas ini maka buah pear lokal dapat diekspor dan mengalahkan buah-buah pear impor yang ada dalam pasar lokal.
1.2 Tujuan
1. Menghitung jumlah koloni bakteri pada buah dan sayur.
2. Mengidentifikasi bakteri yang ada pada buah dan sayur.
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Hasil
Tabel Data Koloni Bakteri
No. | Buah/Sayur | Jumlah Koloni Bakteri | CFU |
1 | Apel | 336 | 3,36 x 105 |
2 | Pepaya | 215 | 2,15 x 105 |
3 | Mangga | 54 | 5,4 x 104 |
4 | Pear | 214 | 2,14 x 105 |
5 | Brokoli Putih | 460 | 4,6 x 105 |
6 | Paprika | 62 | 6,2 x 105 |
7 | Wortel | 566 | 5,66 x 105 |
8 | Brokoli Hijau | 270 | 2,7 x 105 |
2.2 Pembahasan
Ø Buah Pear
Pir atau Pear adalah sebutan untuk pohon dari genus Pyrus dan buah yang dihasilkan. Beberapa spesies pohon pir menghasilkan buah yang enak dimakan karena mengandung banyak air, masir dan manis. Pear adalah nama dalam bahasa Inggris. Pir adalah pohon yang berasal dari daerah beriklim tropis di Eropa Barat, Asia dan Afrika Utara.
Pohon berketinggian sedang, bisa mencapai 10-17 meter tapi sebagian spesies merupakan pohon yang pendek yang memiliki daun yang rimbun. Daun berselang-seling, berbentuk lonjong yang lebar tapi bisa juga berbentuk membujur panjang (lanceolate) yang langsing. Panjang antara 2 sampai 12 cm. Pada sebagian spesies, daun berwarna hijau mengkilat atau sedikit berbulu berwarna keperakan. Sebagian besar pohon merontokkan daunnya di musim dingin (deciduous) dengan perkecualian dua spesies Pir di Asia Tenggara selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen).
Pohon sangat tahan cuaca membeku di musim dingin hingga −25 °C dan −40 °C kecuali spesies yang selalu berdaun hijau hanya tahan dingin sampai −15 °C. Bunga mekar di sekitar bulan April, berwarna putih dengan sedikit aksen warna kuning atau merah jambu. Bunga terdiri dari 5 daun mahkota. Diameter bunga antara 2 sampai 4 cm. Buah bertipe buah pome dengan diameter 1-4 cm pada spesies liar, sedangkan pohon hasil budidaya menghasilkan buah pir berukuran besar dengan ukuran sampai 18 × 8 cm. Bentuk buah beraneka ragam, sebagian besar spesies menghasilkan buah berbentuk bulat.
Ø Erwinia amylovora
o Gambaran Umum
Bakteri (bacterium) adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Salah satu bakteri yang menyerang buah pear adalah Erwinia amylovora. Erwinia adalah sebuah genus bakteri gram negatif dari famili Enterobacteriaceae. Ukuran selnya (0.5 – 1.0) x (1 – 3) mikron, motil (kecuali E. stewartii ). Kelompok Amylovora yang memuat spesies seperti E. amylovora, yang memerlukan nitrogen organik untuk pertumbuhan dan menyebabkan penyakit wilt pembuluh atau nekrotik kering pada tanaman.
o Morfologi
E. amylovora merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang, berukuran 0,3 x 1-3 µm, muncul secara tunggal atau berpasangan dan terkadang dalam bentuk rantai yang pendek. Bakteri ini dapat bergerak menggunkan 2-7 flagel peritrik. Bakteri E. amylovora membentuk koloni dengan karakteristik warna dan bentuk yang khas untuk setiap jenis media biakan. Misalnya pada media agar nutrisi sukrosa, koloni E. amylovora berbentuk seperti kubah melingkar dan membentuk lendir; pada media MS, koloni berwarna merah hingga jingga; pada media KB, koloninya berwarna putih, berbentuk melingkar, dan menghasilkan lendir; pada media CCT, koloni bakteri berukuran lebar, permukaanya pipih, berwarna biru muda dengan lubang di bagian tengahnya (seperti kawah); dan pada media MMZCU, koloni bakteri berwarna kuning, sangat berlendeir atau tidak terlalu berlendir.
o Ekosistem dan Inang
Pertumbuhan terjadi misalnya pada agar nutrisi atau agar YGC; suhu optimum : 27–30°C. Asam (sedikit atau tanpa gas) diproduksi dari glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa dan beta metilglukosida. GC%: 50–58. Spesies tipe: E. amylovora. Erwinia spp muncul sebagai saprotrof atau patogen pada atau di dalam tanaman; sebagian juga hidup pada serangga, dan beberapa strain merupakan patogen oportunistik pada manusia dan hewan.
Kelompok Amylovora yang memuat spesies seperti E. amylovora, yang memerlukan nitrogen organik untuk pertumbuhan dan menyebabkan penyakit wilt pembuluh atau nekrotik kering pada tanaman. Tanaman yang biasanya digunakan sebagai inang diantaranya
v Malus domesticum (apel),
v Prunus dulcis (almon),
v Prunus americana (aprikot),
v Prunus cerrasus (ceri),
v Pyrus communis (pear),
v Prunus persica (persik).
o Gejala
Bakteri dapat menyebabkan berbagai macam gejala penyakit antara lain bercak dan bercak (blight) pada daun, ranting, cabang dan sebagainya, busuk lunak pada buah, akar dan bagian-bagian tempat penyimpanan zat makanan, layu, kudis, kanker, puru dan sebagainya
o Penyebaran
Tidak seperti patogen tanaman lainnya, E. amylovora bersifat epiphytic, sehingga dapat memperbanyak diri pada permukaan tanaman yang sehat, misalnya pada bagian stigma bunga. Serangga penyerbuk dan serangga pendatang bunga lainnya dapat menyebarkan bakteri dari bunga yang sakit atau terinfeksi ke bunga yang sehat. Keberadaan bakteri pada stigma bunga sehat dipengaruhi oleh suhu harian lingkungannya. Suhu antara 18 dan 30°C yang disertai hujan dapat mendukung terjadinya infeksi pada bunga. Bakteri ini dapat disebarkan oleh angin yang disertai hujan lebat. Penyebaran hingga jarak jauh terjadi lewat pengiriman material tanaman yang terinfeksi atau tanaman terinfeksi yang menunjukkan gejala laten.
Penyakit ini tersebar di beberapa negara diantaranya Eropa: Albania, Austria, Belgium, Bosnia and Herzegovina, Bulgaria, Croatia, Cyprus, Czech, Denmark, France, Germany, Greece, Hungary, Ireland, Italy, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands, Norway, Poland, Romania, Spain, Sweden, Switzerlands, UK, Yugoslavia. Asia: Armenia, Iran, Israel, Jordan, Libanon, Turkey. Afrika: Egypt. Amerika: Bermuda, Guatemala, Mexico, USA Oceania: New Zealand. Penyebaran ini dapat memalui perantara diantaranya tunas (bud), planlet, buah (fruit), bunga (flower/infloresence), daun (leaf), batang (stem).
o Pengendalian
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Bakteri yang terdapat pada buah pear adalah Erwinia amylovora dimana telah diketahui jumlah koloni yang digunakan sampel sebesar 214 koloni dengan CFU 2,14 x 105.
2. .
3.2 Saran
1. .
DAFTAR PUSTAKA
Kartasapoetra, 1991. Hama Hasil Tanaman dalam Gudang. Jakarta : Rineka Cipta.
Sulaeha,Dkk. 2007. Preferensi Hama Gudang Araecerus Fasciculatus (De Geer) (Coleoptera : Anthribidae) Terhadap Makanan Dan Pencampuran Makanan Dengan Bahan Alami Tanaman Acorus Colomus L. Dalam Bentuk Pellet. Prosiding Seminar Ilmiah Dan Pertemuan Tahunan Pei Dan Pfi Xviii Komda Sul-Sel.
Syahrir Mas’ud. 2010. Evaluasi Hasil Penelitian Hama Kumbangbubuk Pada Tanaman Jagung Dan Status Pengelolaannya. Prosiding Seminar Ilmiah Dan Pertemuan Tahunan Pei Dan Pfi Xx Komisariat Daerah Sulawesi Selatan.
Winarno, W. G. 2006. Hama Gudang Dan Teknik Pemberantasannya. Bogor: M-Brio Press.
dapuse keliru iku pak tak gantine marine.......
BalasHapus