BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman membutuhkan makanan untuk hidup, makanan untuk tanaman disebut unsur hara. Unsur hara sangat perlu diperhatikan karena merupakan kebutuhan vital bagi tanaman. Hal ini juga berpengaruh secara langsung pada kelangsungan hidup tanaman tersebut.
Unsur hara merupakan komponen penting dalam pertumbuhan tanaman, unsur hara banyak tersedia dialam, sehingga tumbuhan bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan metabolismenya. Tetapi ketersediaan unsur hara di beberapa tempat tidak sama, ada yang berkecukupan sehingga pertumbuhan tanaman menjadi baik namun ada juga yang kekurangan, sehingga pertumbuhannya menjadi terhambat. Khusus untuk tanaman budidaya kebutuhan unsur haranya sangat tinggi, hal ini dikarenakan pada lahan atau tempat yang sama ditanami tanaman tertentu yang membutuhkan jumlah unsur yang sama setiap waktunya.
Unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sangatlah banyak, unsur-unsur hara tersebut dibagi berdasarkan basar kecilnya unsure yang dibutuhkan tanaman. Dalam hidupnya tanaman paling sedikit membutuhkan 16 macam unsur, 3 unsur (oksigen, hidrogen dan karbondioksida) diperoleh dari udara (gratis, tanpa perlu mengusahakanya), sementara 13 lainya diserap tanamam melalui tanah. Ke-13 unsur ini dibagi menjadi 2, yaitu: unsur hara makro (dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak), dan unsur hara mikro (dibutuhkan tanaman dalam jumlah sedikit). Pembagian ini harus kita perhatikan karena hal ini dapat bermanfaat bagi kita, dengan mengetahui unsur hara mana yang dibutuhkan dalam jumlah besar atau yang dibutuhkan dalam jumlah kecil. Maka kita dapat memprioritaskan mana yang didahulukan untuk diberikan supaya ketersediaan akan unsur-unsur hara terpenuhi.
Telah kita ketahui bahwasannya unsur hara makro adalah unsur-unsur N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium). Ketiga unsur tersebut termasuk dalam usur hara makro yang mana sangat dibutuhkan dalam jumlah besar. Hal ini yang harus kita perhatikan kandungannya dalam media tanam tanaman kita.
Supaya kita dapat memberikan unsur-unsur hara tersebut yang dibutuhkan, sebelumnya kita harus dapat mengetahui dari mana kita bisa memperoleh unsur-unsur hara tersebut, dengan kata lain kita haru mengetahui sumber dari unsur-unsur hara tersebut. Telah kita ketahui pada umumnya unsur hara dapat kita peroleh dari cara lami maupun non alami atau disebut buatan (kimiawi).
Setiap jenis unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman, tentunya memiliki fungsi, kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dalam memberikan unsur hara pada tanaman tentunya sangat penting dijaga keseimbangan dan pengaturan kadar pemberian unsur hara tersebut, sebab jika kelebihan dalam pemberiannya akan tidak baik dampaknya, demikian pula halnya jika yang diberikan tersebut krang dari takaran yang semestinya diberikan. Oleh karena itu kita harus mengetahui fungsi tiap-tiap dan kegunaan tiap-tiap unsur yang dibutuhkan oleh tanaman. Selain itu juga kita harus bisa mengetahui bagaimana gejala-gejala yang terjadi saat tanaman terebut kekurangan unsur-unsur hara tersebut.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apa saja sumber-sumber untuk mendapatkan unsur-unsur N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium) bagi tanaman?
2. Apa saja fungsi unsur-unsur N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium) bagi tanaman?
3. Bagaimana gejala difiensi (kekurangan) terhadap unsur-unsur N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium)?
4. Bagaiman hubungan antara unsur hara N (Nitrogen), P (Fosfat), dan K (Kalium) dengan produksi tanaman?
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Sumber Unsur Hara Nitrogen, Fosfor dan Kalium Bagi Tanaman
2.1.1 Sumber Unsur Hara Nitrogen
Sumber nitrogen di alam tersedia sangan melimpah di udara namun tidak bisa secara langsung digunakan oleh tanaman. Berdasarkan jenisnya nitrogen dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Bahan organik yaitu dari dekomposisi mahluk hidup yang mati sedangkan yang anorganik dapat dari udara maupun hujan. Berdasarkan dari asalnya nitrogen dapat berasal secara alami yaitu dari udara dan bantuan dari bakteri. Asal lainnya yaitu buatan yang berasal dari pupuk. Adapun sumber Nitrogen adalah :
· Terjadi halilintar di udara ternyata dapat menghasilkan zat Nitrat, yang kemudian di bawa air hujan meresap ke bumi.
· Sisa-sisa tanaman dan bahan-bahan organis.
· Mikrobia atau bakteri-bakteri.
· Pupuk buatan (Urea, ZA dan lain-lain)
Berdasarkan penjelasan telah diketahui bahwasannya nitrogen di alam sulit untuk langsung dimanfaatkan, supaya dapat dimanfaatkan perlu melalui beberapa proses dimana dalam proses tersebut harus dibantu oleh bekteri maupun lingkungan. Proses yang dibantu oleh bakteri terdapat bebrapa proses yaitu: fiksasi, asimilasi, amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi dan oksidasi amonia anaerobik. Secara singkat dijelaskan oleh gambar dibawah ini:
Gambar. Siklus Nitrogen
a. Fiksasi Nitrogen
Fiksasi nitrogen adalah proses alam, biologis atau abiotik yang mengubah nitrogen di udara menjadi ammonia (NH3). Mikroorganisme yang mem-fiksasi nitrogen disebut diazotrof. Mikroorganisme ini memiliki enzim nitrogenaze yang dapat menggabungkan hidrogen dan nitrogen. Reaksi untuk fiksasi nitrogen biologis ini dapat ditulis sebagai berikut :
N2 + 8 H+ + 8 e− → 2 NH3 + H2
Mikro organisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : Cyanobacteria, Azotobacteraceae, Rhizobia, Clostridium, dan Frankia. Selain itu ganggang hijau biru juga dapat memfiksasi nitrogen. Beberapa tanaman yang lebih tinggi, dan beberapa hewan (rayap), telah membentuk asosiasi (simbiosis) dengan diazotrof. Selain dilakukan oleh mikroorganisme, fiksasi nitrogen juga terjadi pada proses non-biologis, contohnya sambaran petir. Lebih jauh, ada empat cara yang dapat mengkonversi unsur nitrogen di atmosfer menjadi bentuk yang lebih reaktif :
ü Fiksasi biologis: beberapa bakteri simbiotik (paling sering dikaitkan dengan tanaman polongan) dan beberapa bakteri yang hidup bebas dapat memperbaiki nitrogen sebagai nitrogen organik. Sebuah contoh dari bakteri pengikat nitrogen adalah bakteri Rhizobium mutualistik, yang hidup dalam nodul akar kacang-kacangan. Spesies ini diazotrophs. Sebuah contoh dari hidup bebas bakteri Azotobacter.
ü Industri fiksasi nitrogen : Di bawah tekanan besar, pada suhu 600 C, dan dengan penggunaan katalis besi, nitrogen atmosfer dan hidrogen (biasanya berasal dari gas alam atau minyak bumi) dapat dikombinasikan untuk membentuk amonia (NH3). Dalam proses Haber-Bosch, N2 adalah diubah bersamaan dengan gas hidrogen (H2) menjadi amonia (NH3), yang digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak.
ü Pembakaran bahan bakar fosil : mesin mobil dan pembangkit listrik termal, yang melepaskan berbagai nitrogen oksida (NOx).
ü Proses lain: Selain itu, pembentukan NO dari N2 dan O2 karena foton dan terutama petir, dapat memfiksasi nitrogen.
b. Asimilasi
Tanaman mendapatkan nitrogen dari tanah melalui absorbsi akar baik dalam bentuk ion nitrat atau ion amonium. Sedangkan hewan memperoleh nitrogen dari tanaman yang mereka makan.Tanaman dapat menyerap ion nitrat atau amonium dari tanah melalui rambut akarnya.
Jika nitrat diserap, pertama-tama direduksi menjadi ion nitrit dan kemudian ion amonium untuk dimasukkan ke dalam asam amino, asam nukleat, dan klorofil. Pada tanaman yang memiliki hubungan mutualistik dengan rhizobia, nitrogen dapat berasimilasi dalam bentuk ion amonium langsung dari nodul. Hewan, jamur, dan organisme heterotrof lain mendapatkan nitrogen sebagai asam amino, nukleotida dan molekul organik kecil.
c. Amonifikasi
Jika tumbuhan atau hewan mati, tumbuhan dan hewan yang mati ini kemudian diuraikan melalui proses hidrolisis yang menyebabkan proten terurai menjadi asam amino. Proses ini disebut dengan deaminasi. Selanjutnya asam amino dikonversi menjadi amonia. Amonia merupakan nitrogen organik yang berbentuik gas yang mudah menguap. Pada tanah yang lembab amonia berubah menjadi amonium (NH4+). Proses ini semua dibantu oleh bakteri dan jamur. Perubahan asam amino yang merupakan N-organik menjadi N-inorganik NH4+ merupakan proses mineralisasi. Sedangkan proses kebalikan dari reaksi tersebiut adalah immobilisasi. Secara singkat proses keduanya ebagai berikut
Mineralisasi
N-Organik N-Inorganik
(Asam amino, Protein dll) (NH4‑+ dan NO3-)
Immobilisasi
Mikroorganisme
Energi/Bodi
C/N: C/P: C/S
Macam Bahan Organik
Lingkungan
d. Nitrifikasi
Amonia (NH3) dalam tanah juga digunakan oleh bakteri aerob sebagai sumber energi melalui proses nitrifikasi, yaitu tahap oksidasi amonium menjadi nitrit (NO2-) dan kemudian menjadi nitrat (NO3-). Bakteri aerob yang terlibat dalam nitrifikasi antara lain Nitrosomonas dan Nitrosococcus. Konversi amonium menjadi nitrat dilakukan terutama oleh bakteri yang hidup di dalam tanah dan bakteri nitrifikasi lainnya.
Bakteri nitrifikasi sangat peka terhadap lingkungan, karenanya nitrifikasi merupakan hubungan lemah dalam peredaran nitrogen. Faktor-faktor tanah yang mempengaruhi proses nitrifikasi dapat disebutkan yaitu : aerasi, suhu, kelembaban, kapur aktif, pupuk, nisbah karbon – nitrogen.
Tahap utama nitrifikasi, bakteri nitrifikasi mengoksidasi amonium (NH4 +) dan mengubah amonia menjadi nitrit (NO2-). Spesies bakteri lain, seperti Nitrobacter, bertanggung jawab untuk oksidasi nitrit menjadi dari nitrat (NO3-). Proses konversi nitrit menjadi nitrat sangat penting karena nitrit merupakan racun bagi kehidupan tanaman. Proses nitrifikasi dapat ditulis dengan reaksi berikut ini :
NH3 + CO2 + 1.5 O2 + Nitrosomonas → NO2- + H2O + H+
NO2- + CO2 + 0.5 O2 + Nitrobacter → NO3-
NH3 + O2 → NO2− + 3H+ + 2e−
NO2− + H2O → NO3− + 2H+ + 2e
e. Denitrifikasi
Pada saat oksigen berkurang, nitrat (NO3-) akan diubah kembali menjadi gas nitrogen (N2) oleh bakteri, sehingga terjadi pelepasan gas oksigen (O2). Proses ini dinamakan denitrifikasi yang pada umumnya dilakukan oleh bakteri Pseudomonas, Paracoccus denitrificans, Escherichia coli. Denitrifikasi adalah proses reduksi nitrat untuk kembali menjadi gas nitrogen (N2), untuk menyelesaikan siklus nitrogen. Proses ini dilakukan oleh Pseudomonas dan Clostridium dalam kondisi anaerobik. Mereka menggunakan nitrat sebagai akseptor elektron di tempat oksigen selama respirasi. Fakultatif anaerob bakteri ini juga dapat hidup dalam kondisi aerobik.
Denitrifikasi umumnya berlangsung melalui beberapa kombinasi dari bentuk peralihan sebagai berikut:
NO3− → NO2− → NO + N2O → N2 (g)
Proses denitrifikasi lengkap dapat dinyatakan sebagai reaksi redoks:
2 NO3− + 10 e− + 12 H+ → N2 + 6 H2O
e. Oksidasi Amonia Anaerobik
Dalam proses biologis, nitrit dan amonium dikonversi langsung ke elemen (N2) gas nitrogen. Proses ini membentuk sebagian besar dari konversi nitrogen unsur di lautan. Reduksi dalam kondisi anoxic juga dapat terjadi melalui proses yang disebut oksidasi amonia anaerobik
NH4+ + NO2− → N2 + 2 H2O
diatas merupakan mahluk hidup yang bermanfaat dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dari produksi tanaman.
2.1.2 Sumber Unsur Hara Fosfor
Unsur hara fosfor adalah salah satu unsur makro yang dibutuhkan oleh tanaman. Seperti halnya nitrogen fosforpun dalam siklusnya terdapat peran dari aktivitas bakteri. Pada alam fosfor yang tersedia dalam cukup besar yaitu dalam bentuk bahan mineral. Sumber – sumber unsur hara Fosfor (P) lainnnya diantaranya :
· Bahan organik, pupuk kandang, dan lainnya
· Bahan tambang mineral alami seperti CIRP
· Pupuk buatan pabrik seperti TSP, SP 36 dll
Pada alam fosfor juga mengalami siklus atau daur seperti nitogen. Daur fosfor yaitu daur atau siklus yang melibatkan fosfor, dalam hal input atau sumber fosfor-proses yang terjadi terhadap fosfor hingga kembali menghasilkan fosfor lagi. Daur fosfor dinilai paling sederhana daripada daur lainnya, karena tidak melalui atmosfer. fosfor di alam didapatkan dari: batuan, bahan organik, tanah, tanaman, PO4- dalam tanah. kemudian inputnya adalah hasil pelapukan batuan. dan outputnya: fiksasi mineral dan pelindikan. Fosfor berupa fosfat yang diserap tanaman untuk sintesis senyawa organik. Humus dan partikel tanah mengikat fosfat, jadi daur fosfat dikatakan daur lokal.
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh decomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut.
Daur fosfor terlihat akibat aliran air pada batu-batuan akan melarutkan bagian permukaan mineral termasuk fosfor akan terbawa sebagai sedimentasi ke dasar laut dan akan dikembalikan ke daratan. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus menerus. Fosfor dialam dalam bentuk terikat sebagai Ca-fosfat, Fe- atau Al-fosfat, fitat atau protein. Bakeri yang berperan dalam siklus fosfor : Bacillus, Pesudomonas, Aerobacter aerogenes, Xanthomonas. Mikroorganisme (Bacillus, Pseudomonas, Xanthomonas, Aerobacter aerogenes) dapat melarutkan P menjadi tersedia bagi tanaman. Proses keseluruhan dapat digambarkan pada gambar di bawah ini:
Gambar. Siklus Fosfor
2.1.3 Sumber Unsur Hara Kalium
Unsur hara kalium merupakan salah satu dari unsur hara makro yang dibutuhkan oleh tanman. Pada area lithosfer mengandung 2.6% K, sedangkan pada tanah mengandung <0.1 - > 3%, rata-rata sekitar 1% K. Pada lahan olahan (setebal 20 cm) mengandung <3000 - >100.000 kg K/ha. Sekitar 98% K dalam tanah terikat dalam bentuk mineral.Mineral kalium dalam tanah berbentuk K-feldspar merupakan mineral utama sumber kalium sebesar 16% dan K-mika sekitar 5.2%, terdiri atas Biotit sekitar 3.8% dan Muskovit 1.4%.
Pada siklus unsur kalium terjadi pelapukan mineral kalium. Proses pelapukan fisik menghancurkan batuan induk, sedangkan pelapukan kimia akan melepaskan ion K+ dari mineral. Kita telah mengetahui bahwa dalam siklus kalium terdapat 2 jenis pelapukan yaitu pelapukan fisika dan pelapukan kimia
1. Proses pelapukan fisika adalah penghancuran fisik, ukuran partikel menjadi lebih halus, luas permukaannya menjadi lebih besar.
2. Proses pelapukan kimiawiadalah melalui proses kimia yaitu Hidrolisis, Protolisis (Asidolisis)
Temperatur penting untuk pelapukan fisika, sedang hidrolisis penting untuk kimiawi. Asam-asam yang penting pada hidrolisis mineral kalium adalah H2CO3 dan asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik tanah. Proses hidrolisis yang terjadi dalam pelalpukan kimia ada dua tahap yaitu:
KAlSi3O8 + HOH ===== HAlSi3O8 +K+ + OH- (fase cepat)
HAlSi3O8 + 4HOH ===== Al(OH)3 + 3H2SiO3 (fase lambat)
Penambahan H+ mempercepat pembebasan K+ dan merusak ikatan Al-O; Al yang dibebaskan membentuk gugusan AlOH2 koordinasi-4:
º Si-O-Al º + H2O + H+ ==== º Si-O + ºAl-OH2 + K+
| |
K H
Hancurnya ikatan Si-O-Si mungkin disebabkan oleh melekatnya OH- ke Si sehingga menjadi gugusan Si-OH; dengan cara ini ikatan kovalen rangkap dihancurkan. Joint reaction H2O dan H+ dalam menghancurkan ortoklas:
3 KAlSi3O8 + 12H2O + 2H+ ===== KAlSi3O6.Al2O4(OH)2 + 2K+ + 6 H4SiO4
Pelapukan ortoklas menjadi kaolinit:
H2O
2KAlSi3O8 -------------- Al2Si2O5(OH) + 2K+ + 2OH- + 4H4SiO4
Sumber unsur hara kalium utama pada tanah yaitu mineral primer yang mengandung kalium seperti: Feldspar kalium (KAlSi3O8), Muskovit (H2KAl3(SiO4)3) dan Biotit ((H,K)2(Mg,Fe)2Al2(SiO4)3). Sedangkan mineral sekunder sumber unsur hara kalium adalah Illit atau hidrous mika, Vermikulit, Khlorit, Mineral tipe campuran.
Proses pelapukan mineral
KAlSi3O8 + HOH KOH + HAlSi3O8
K+ + OH-
K
Ca K+, Ca++, H+ (larutan tanah)
Koloid liat H
Secara garis besar siklus unsur kalium dapt digambarkan dibawah ini:
Gambar. Siklus kalium
Pada dua proses pelapukan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
Faktor internal:
1. Regularity of the crystal lattice.
Microcline lebih stabil / sukar lapuk dibanding Ortoklas dan Sanidine
2. Na content of crystals. Anortoklas lebih mudah lapuk daripada ortoklas
3. Si content. Feldspar-substitusi lebih mudah lapuk dp Feldspar
4. Particle size. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin luas permukaannya
untuk mengalami reaksi hidrolisis dan asidolisis.
Faktor Eksternal:
1. Temterature. Proses pelapukan lebih cepat pd kondisi suhu yg lebih tinggi
2. Solution volume. Kondisi basah mempercepat proses pelapukan
3. Migration of weathering products. Proses pelapukan akan terhambat kalau
hasil-hasil pelapukan terakumulasi di tempat
4. The formation of difficult soluble products of hydrolysis.
Kalau hasil reaksi hidrolisis mengendap maka reaksi akan dipercepat
5. pH value. Semakin banyak ion H+, proses protolisis semakin intensif.
2.2 Fungsi Unsur Hara Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K)
2.2.1 Nitrogen ( N )
Kita ketahui bahwasannya unsur nitrogen merupakan unsur penyusun dari DNA maupun RNA. Jadi kebutuhan akan unsur ini sangatlah besar dan memiliki fungsi yang sangat vital bagi tumbuhan. Beberapa fungsi dan manfaat dari unsur hara nitrogen diantaranya:
o Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
o Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
o Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
o Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun
2.2.2 Fosfor ( P )
Fosfor telah kita ketahui bahwa sebagian besar berasal dari batuan mineral, jadi unsur fosfor sangat penting dalam proses pengankuatan karena memiliki muatan. Beberapa fungsi dan manfaat unsur hara fosfor diantaranya:
o Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
o Merangsang pembungaan dan pembuahan
o Merangsang pertumbuhan akar
o Merangsang pembentukan biji
o Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
2.2.3 Kalium ( K )
Seperti halnya fosfor kalium juga merupakan unsur hara yang memiliki muatan, fungsi utamanya hampir sama dengan fosfor. Hal ini dikarenakan fosfor berasal dari bahan mineral dalam tanah
o Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral termasuk air.
o Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.
2.3 Gejala Difiensi (Kekurangan) Unsur Hara Nitrogen (N), Fosfor (P) dan Kalium (K)
2.3.1 Kekurangan Unsur Hara Nitrogen
Unsur hara nitrogen merupakan unsur yang bersifat mobil didalam tanman, jadi gejala kan dimulai pada daun-daun yang tua kemudian daun-daun tersebut berubah warna menjadi kuning hal ini disebabkan oleh terbentuknya anthocyanin. Gejala lainnya yang terjadi akibat kekurangan nitrogen diantaranya:
a. Warna daun hijau agak kekuning-kuningan dan pada tanaman padi warna ini mulai dari ujung daun menjalar ke tulang daun selanjutnya berubah menjadi kuning lengkap, sehingga seluruh tanaman berwarna pucat kekuning-kuningan. Jaringan daun mati dan inilah yang menyebabkan daun selanjutnya menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
b. Pertumbuhan tanaman lambat dan kerdil.
c. Perkembangan buah tidak sempurna atau tidak baik, seringkali masak sebelum waktunya.
d. Dapat menimbulkan daun penuh dengan serat, hal ini dikarenakan menebalnya membran sel daun sedangkan selnya sendiri berukuran kecil-kecil.
e. Dalam keadaan kekurangan yang parah, daun menjadi kering, dimulai dari bagian bawah terus ke bagian atas.
2.3.2 Kekurangan Unsur Hara Fosfor
Gejala yang terjadi pada saat kekurangan unsur hara fosfor dianataranya diakibatkan oleh terbentuknya anthocyanin. Gejala-gejala kekurangan unsur fosfor diantaranya:
a. Terhambatnya pertumbuhan sistem perakaran, batang dan daun.
b. Warna daun seluruhnya berubah menjadi hijau tua/keabu-abuan, mengkilap, sering pula terdapat pigmen merah pada daun bagian bawah, selanjutnya mati. Pada tepi daun, cabang dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi kuning.
c. Hasil tanaman yang berupa bunga, buah dan biji merosot. Buahnya kerdil-kerdil, nampak jelek dan lekas matang.
2.3.3 Kekurangan Unsur Hara Kalium
Defisiensi/kekurangan Kalium memang agak sulit diketahui gejalanya, karena gejala ini jarang ditampakkan ketika tanaman masih muda. Hal ini dikarenakan gejala dimulai pada bagian tanman yang tua. Gejala-gejala kekurangan unsur hara kalium diantaranya:
a. Daun-daun berubah jadi mengerut alias keriting (untuk tanaman kentang akan menggulung) dan kadang-kadang mengkilap terutama pada daun tua, tetapi tidak merata. Selanjutnya sejak ujung dan tepi daun tampak menguning, warna seperti ini tampak pula di antara tulang-tulang daun pada akhirnya daun tampak bercak-bercak kotor (merah coklat), sering pula bagian yang berbercak ini jatuh sehingga daun tampak bergerigi dan kemudian mati.
b. Batangnya lemah dan pendek-pendek, sehingga tanaman tampak kerdil.
c. Buah tumbuh tidak sempurna, kecil, mutunya jelek, hasilnya rendah dan tidak tahan disimpan.
d. Pada tanaman kelapa dan jeruk, buah mudah gugur.
e. Bagi tanaman berumbi, hasil umbinya sangat kurang dan kadar hidrat arangnya demikian rendah.
2.4 Hubungan Produksi Tanaman Dengan Unsurhara Nitrogen (N), Fosfor (P) Dan Kalium (K)
2.4.3 Unsurhara Nitrogen
Kita ketahui bahwa nitrogen merupakan unsur yang berfungsi sebagai utama dalam proses pembentukan bagian tanaman kususnya pada fase vegetatif pada tanaman. Produksi tanaman adalah suatu produk yang dihasilkan dari sebagian atau keseluruhan. Jadi produksi tanaman yang mana diambil dari batang ataupun bagian yang tumbuh yang berkembang pada fase vegetatatif, maka unsur hara nitrogen itu sangat berpengaruh pada produksi tanaman yang diambial sebagian atau keseluruhan dari bagian tanaman pada fase vegetatif.
Pada masa generatif unsur hara nitrogen kurang berperan penting dalam fase ini. Jadi bagi tanamn yang diambil produk berupa buah pemberian nitrogen kurang berpengaruh nyata. Hal ini diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Arifudin Kasim (2011) menyatakan bahwa hasil gabah kering giling tertinggi diperoleh pada kombinasi pemupukan urea 250 kg/ha tidak berbeda nyata dengan pemeberian pupuk urea 225 kg/ha.
2.4.4 Unsurhara Fosfor
Pada dasarnya unsur fosfor adalah unsur yang berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar pada tanaman. Telah kita ketahui bahwa terdapat tanaman yang diambil produk dari bagian akarnya seperti tnman obat-obatan. Hal ini akna memperngaruhi secara langsung antara kandungan fosfor yang diserap oleh tanaman ini. Jadi dapat meningkatkan produksi dari tanaman tersebut.
Seperti halnya unsur nitrogen tanaman yang produknya merupakan berupa buah maka dosis dari unsur hara fosfor kurang berpengaruh nyata hal ini dikuatkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Mono Rahardjo (2010) yaitu perlakuan interaksi dari tiga faktor pupuk urea, SP36, dan KCl dengan masing-masing dosis 100, 200, dan 300 kg/ha tidak berpengaruh nyata terhadap produksi rimpang segar.
2.4.5 Unsurhara Kalium
Seperti kkita ketahui bahwa unsur hara kalium merupak unsur yang digunakan untu kekebalan oleh tanaman. Jadi secar logis unsur ini sangat berperan penting dalam produksi tanaman dikarenakan menjaga kondisi tanaman tetap kebal dari serangan penyakit. Hal in secar kangsung menjaga produksi tanaman tetap stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Unsur Hara Fosfor (P). http://dhamadharma.wordpress.com /2010/02/11/siklus-fosfor-di-alam/.
Anonim. 2010. Nitrogen Untuk Tanaman. http://kafein4u.wordpress.com /2010/05/10/nitrogen-n-untuk-tanaman/.
Anonim. 2011. Defisiensi unsur hara pada tanaman. http://www.o-fish.com /Aquascaping/defisiensi.php.
Anonim. 2011. Fungsi Unsur Hara. http://acehpedia.org/Fungsi_Unsur_Hara
Eko Purwadi. 2011. Batas Kritis Suatu Unsur Hara (N) dan Pengukuran Kandungan Klorofil pada Tanaman. http://www.masbied.com /2011/05/19/batas-kritis-suatu-unsur-hara-dan-pengukuran-kandungan-klorofil/.
Ibra. 2008. Gejala Kekurangan Unsur Hara bagi Tanaman. http://ibra76. wordpress.com /2008/09/27/ gejala –kekurangan -unsur-hara-bagi-tanaman-2/.
Nasrul Nastain. 2011 UNSUR-UNSUR YANG DIBUTUHKAN TANAMAN DAN FUNGSINYA. http://agrowangi.blogspot.com/2011/08/unsur-unsur-yang-dibutuhkan-tanaman-dan.html.
Kasim, Arifudin. 2011. Pengaruh Dosis Pupuk Urea, SP 36, KCL Dan ZA Terhadap Pertumbuhan Dan produksi Padi Pada Lahan Sawah Bukaan Baru Di Mimika Papua. ISSN 1412-5838.
Rahardjo, Mono, Dkk. 2010. Pengaruh Pupuk Urea, SP36, Dan KCL Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Temulawak (Curcuma Xanthorhiza Roxb). Jurnal Littri 16(3).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar