Entri Populer

Kamis, 15 Desember 2011

pengamatan penyakit

BAB 1. METODOLOGI

ALAT :
1.      Timbangan
2.      Erlenmeyer
3.      Cawan petri
4.      Mikroskop binokuler
5.      Kertas saring atau tissue
6.      Petridish yang telah steril
7.      Media PDA

BAHAN :
Kelompok 1 dan 6      : biji padi / beras
Kelompok 2 dan 7      : biji jagung
Kelompok 3 dan 8      : biji kacang tanah
Kelompok 4 dan 9      : biji kedelai
Kelompok 5                : biji kacang hijau

CARA KERJA :
v  PEMERIKSAAN BIJI KERING
  • Timbang biji (padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau) sebanyak 100 gram
  • Hitung jumlah biji secara keseluruhan
  • Pisahkan biij yang rusak (cacat), yang berjamur, yang berwarna lain dari aslinya dan biji sehat. Hitung jumlahnya masing – masing
  • Timbang masing – masing sekelompok biji tersebut, catat beratnya, termasuk kotorannya
  • Buat tabel pengamatan
  • Hitung presentase dari masing – masing sekelompok biji yang sudah dipisahkan menurut kriteria masing – masing

v  CARA PENCUCIAN BENIH
  • Timbang biji (padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau) sebanyak 100 gram
  • Masukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi dengan aquades steril sebanyak 100 ml
  • Gojok dengan cara menggoyangkan erlenmeyer agak keras sehingga benda – benda yang menempel terlepas dari biji
  • Ambil 5 – 1 ml air suspensi tersebut dan masukkan dalam cawan petri
  • Amati dengan mikroskop binokuler
  • Gambar dan catat semua bayangan yang tampak dalam pengamatan mikroskop tersebut
  • Identifikasi semua hasil pengamatan berupa insekta, mikrobia atau benda lainnya

v  CARA INKUBASI
Ø  Dengan menggunakan kertas saring atau tissue
·         Siapkan petridish yang steril, kemudian ambil kertas saring dan bentuk sesuai dengan bentuk petridish
·         Basahi dengan aquades steril sampai jenuh
·         Ambil secara acak sekelompok biji sebanyak (untuk padi 100 biji, kedelai, jagung, kacang tanah 25 biji dan kacang hijau 30 biji)
·         Tumbuhkan dalam petridish yang sudah disiapkan secara teratur jarak antara biji satu dengan yang lainnya
·         Inkubasi pada tempat yang teduh selama 4 – 5 hari
·         Jaga kelembapannya selama inkubasi, apabila kering harus cepat ditambahi aquades sampai lembab jenuh
·         Amati pertumbuhan yang ada pada biji, apabila tumbuh jamur atau yang lain amati dan lakukan identifikasi
·         Hitung biji yang berkecambah dan yang mati dan buat tabel pengamatan

Ø  Metode agar
·         Siapkan media PDA dalam petridish
·         Ambil secara acak sekelompok biji yang akan di uji sebanyak 10 – 15  biji
·         Letakkan biji – biji tersebut di atas media PDA secara teratur dan aseptis
·         Inkubasi pada tempat yang lembab selama 2 – 3 hari
·         Amati pertumbuhan mikrobia yang ada disekitar benih dan catat : warna media, warna mikroorganisme yang tumbuh
·         Identifikasi mikroorganisme yang tumbuh dengan mikroskop dan buat tabel pengamatan
BAB 2. HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil
Tabel 1. Periksaan Biji Kering
No
Benih/Biji
Biji Keseluruhan
Biji Sehat
Biji Rusak
Kotoran
Berat (gr)
Jumlah
Jumlah
Berat (gr)
Jumlah
Berat (gr)
Jumlah
Berat (gr)
1
Gabah
50
2708
2428
35
243
10
37
5
2
Jagung
100
348
288
96,7
25
3
35
0,3
3
Kacang Tanah
100
225
95
37
117
44
13
19
4
Kedelai
100
716
577
90,36
111
9,32
28
0,32
5
Kacang hijau
100
1524
1447
95,4
77
4,6
9
0,01
6
Gabah
50
1643
1532
48
111
2
-
-
7
Jagung
100
416
300
79
100
19
6
0,36
8
Kacang Tanah
100
234
184
70
50
30
-
-


Tabel 2. Cara Penyucian Biji
No
Macam Biji
Berat (gr)
mikrobia
Gambar Mikroskopis
Keterangan
Macam
Jumlah
1
Gabah





2
Jagung





3
Kacang Tanah





4
Kedelai





5
Kacang hijau





6
Gabah





7
Jagung





8
Kacang Tanah








2.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel 1 kita dapat menganalisisnya untuk mengetahui berapa presentase dari biji sehat, biji rusak dan kotoran tiap-tiap bijinya. Untuk mengetahui persentase data tersebut menggunakan formula yaitu:
1.      Biji gabah :
a.       Biji bersih    : 70 % dengan jumlah biji 2428
b.      Biji sakit      : 20 % dengan jumlah biji 243
c.       Kotoran       : 10 % dengan jumlah kotoran 36
2.      Biji jagung :
a.       Biji bersih    : 96,7 % dengan jumlah biji 288
b.      Biji sakit      : 3 % dengan jumlah biji 25
c.       Kotoran       : 0,3 % dengan jumlah kotoran 35
3.      Biji kacang tanah :
a.       Biji bersih    : 37 % dengan jumlah biji 95
b.      Biji sakit      : 44 % dengan jumlah biji 117
c.       Kotoran       : 19 % dengan jumlah kotoran 13
4.      Biji kedelai :
a.       Biji bersih    : 90,36 % dengan jumlah biji 577
b.      Biji sakit      : 9,32 % dengan jumlah biji 111
c.       Kotoran       : 0,32 % dengan jumlah kotoran 28
5.      Biji kacang hijau :
a.       Biji bersih    : 95,4 % dengan jumlah biji 1447
b.      Biji sakit      : 4,6 % dengan jumlah biji 77
c.       Kotoran       : 0,01 % dengan jumlah kotoran 9
6.      Biji gabah :
a.       Biji bersih    : 96 % dengan jumlah biji 1532
b.      Biji sakit      : 4 % dengan jumlah biji 111
c.       Kotoran       : 0 % dengan jumlah kotoran 0

7.      Biji jagung :
a.       Biji bersih    : 79 % dengan jumlah biji 300
b.      Biji sakit      : 19 % dengan jumlah biji 100
c.       Kotoran       : 0,36 % dengan jumlah kotoran 6
8.      Biji kacang tanah :
a.       Biji bersih    : 70 % dengan jumlah biji 184
b.      Biji sakit      : 30 % dengan jumlah biji 50
c.       Kotoran       : 0 % dengan jumlah kotoran 0
Berdasarkan data yang telah dianalisis kita mengetahui biji mana yang memiliki biji sehat yang tinggi, potensi biji yang yang akan terserang penyakit cukup besar dan kotoran terbanyak yang terdapat pada biji (berat bersih). Berdasakan persentase beratnya biji yang memiliki biji sehat terbanyak adalah biji jagung dengan persentase sebesar 96,7 % dalam 100 gram berat sampel, sedangakan biji yang memiliki biji bersih yang berdasarkan pada jumlah bijinya adalah biji gabah dengan jumlah 2428 buah dalam 50 gram sampel.
Potensi penyakit dalam biji dapat dilihta dengan melihat seberapa besar biji-bijian tersebuit yang rusak. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan biji yang memiliki potensi yang cukup besar terserang penyakit berdasarkan persentase berat biji yang rusak adalah yaitu kacang tanah sebesar 30 % (kelompok 8), untuk potensi terserangnya penyakit berdasarkan jumlah bijinya yaitu biji gabah dengan jumlah biji sebanyak 243 buah.
Kemurnian berat atau dikenal dengan hetto yang mencapai 100% yaitu biji gabah (kelompok 6) dan biji kacang tanah (kelompok 8). Hal ini dapat dilihat dengan persentase berat kotoran dari sampel yang telah diambil. Bahwasannya kedua sampel biji tersebut memiliki 0 % berat kotoran dari berat keseluruhan sampel masing-masing.
Biji kedelai yang kami amati memiliki biji sehat sebesar 90,36 % dari berat keseluruhan dengan jumlah biji sebanyak 577 buah. Sedangkan untuk biji yang rusak sebesar 9,32 % dengan jumlah biji sebanyak 111 buah. Kotoran yang terdapat dalam sampel sebesar 0,32% setiap 100 gramnya dengan jumlah kotoran sebanyak 28 buah. Berdasarkana data tersebut dan dapat dianalisis yaitu biji kedelai masih tergolong layak untuk dipasarkan dan dikonsumsi oleh masyarakat.
Biji yang sakit juga bisa diidentifikasi dengan cara pencucuian basah, berdasar tabel 2 diatas dapat dijelaskan bahwa keseluruhan sampel yang diamati tidak menunjukan adanya patogen penyebab penyakit yang dapat disebabkan oleh bakteri maupun jamur. Oleh sebab itu tabel 2 yang mengenai data tentang pemriksaan biji dengan pencucian biji kosong.
Data-data yang terdapat pada tabel 3 yang mengenai pemriksaan biji secara inkubasi dapat dianlisis menggunkan grafik pada microsoft excel, dimana pada grafik tersebut bisa dilihat potensi penyebaran penyakit serta kemampuan biji untuk berkecambah. Hasil dari anlisis tersebut dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:
Grafik Biji Yang Berkecambah


Grafik Biji Yang Sakit
            Berdasarkan grafik biji yang berkecambah dapat kita lihat bahwa peningkatan biji yang berkecambah yang memiliki perkecanbahan tinggi adalah pada biji gabah, dimana biji gabah tersebut mampu berkecambah hampir keseluruhan dari sampel yang telah digunakan untuk uji coba. Selain itu biji yang memiliki potensi perkecambahan yang kecil yaitu biji kacang (kelompok 8). Dimana pada akhir pengamatan biji yang berkecambah sebanyak 1 buah biji.
Sedangkan kedelai cukup memiliki potensi yang baik hal ini didasarkan bahwa biji yang berkecambah pada pengamatan terakhir sebanyak 13 biji dimana dari sampel biji sebanyak 15 buah. Ini menggambaekan bahwa biji kedelai memiliki potensi yang cukup besar dalam proses perkecambahan. Ini juga menggambarkan bahwa biji yang digunakan tergolong baik kerena dapat berkecambah lebih dari 75%dari total sampel.
            Berdasarkan grafik biji yang sakit kita ketahui bahwasannya biji yang memiliki potensi terserang penykit tertinggi yaitu jagung (kelompok 2) dan kacang tanah (kelompok 3). Hal ini dapat dilihat berdasarkan banyaknya biji yang terserang serta kecepatan penambahan biji yang terserang oleh penyakit. Sedangkan untuk biji yang memiliki potensi yang paling rendah adalah pada biji kacang hijau dan gabah (kelompok 6). Dimana sampai hari terakhir pengamatan biji yang terserang penyakit belum ada. Ini memnandakan bahwa kedua biji-biji dari sampel tersebut layak untuk dipasarkan.
            Sedangkan untuk biji kedelai dimana dalam pengamtan terkahir jumlah biji yang terserang oleh penyakit sebanyak 6 buah biji. Ini masih tergolong dapat ditoleransi karena biji yang terserang penyakit masih kurang dari 50%, namun perlu diwaspadai juga dan perlu ditangani dengan intensif. Biji kedelai yang digunakan sampel masih bisa dipasarkan namun hanya untuk pasar lokal.
            Tabel 4 menjelaskan data tentang pengamatan pada medium agar-agar. Berdasarkan data tabel, kita dapat mengetahui bahwa hampir keseluruhan biji terjangkit penyakit dimana patogen penyakit tersebut rata-rata adalah fungi.biji kedelai yang diamati juga terserang oleh patogen jenis fungi dengan warna koloni patogen yaitu kuning dan biji yang terserang oleh patogen berwarna putih dan warna media yaitu putih susu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar